Langsung ke konten utama

Mineral-Mineral Pembentuk Batuan

Setelah kemarin saya sudah memposting sifat-sifat fisik mineral beserta contoh deskripsinya, sekarang saya akan memposting mengenai rock forming minerals atau mineral-mineral pembentuk batuan. 
"Kenapa rock forming minerals?" ya karena dari sekian banyak mineral di alam (kurang lebih 4000 jenis mineral) hanya beberapa saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut disebut mineral pembentuk batuan atau rock forming minerals yang merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel bumi.
Untuk dianggap sebagai mineral pembentuk batuan yang umum, mineral harus:
  • Menjadi salah satu mineral yang paling melimpah di kerak bumi.
  • Menjadi salah satu mineral asli yang hadir pada saat pembentukan kerak bumi.
  • Menjadi mineral penting dalam menentukan klasifikasi batu.
Mineral yang mudah memenuhi kriteria ini meliputi: plagioklas feldspar, alkali feldspars, kuarsa, piroksen, amfibol, mika, clay, olivin, kalsit, dan dolomit.


Sekarang saya akan bahas kelompok mineral pembentuk batuan tersebut. ⏬⏬

Kelompok Mineral Pembentuk Batuan
Mineral pembentuk batuan dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu mineral silikat, mineral oksida, mineral sulfida, serta mineral karbonat dan sulfat. 

1. Mineral Silikat 
   Mineral silikat ini adalah mineral yang paling banyak sebagai pembentuk batuan (hampir 90%), yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka lebih dari 50% penyusun dari kerak-bumi terdiri dari mineral silikat.            Mineral silikat terbentuk karena proses pendinginan magma yang terjadi di dekat permukaan bumi atau jauh di bawah permukaan bumi dimana tekanan dan temperatur sangat tinggi. Pada saat magma mengalami pendinginan akan terjadi kristaisasi mineral seperti olivin yang mengkristal pada temperatur tinggi sampai kuarsa yang mengkristal pada temperatur rendah. Mineral silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Mineral silikat ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. Berikut adalah mineral silikat: 
  • Kuarsa: (SiO) ⇒ mineral non-ferromagnesium
  • Felspar Alkali: (KAlSi3O8) ⇒ mineral non-ferromagnesium
  • Felspar Plagioklas: (Ca,Na)AlSi3O8) ⇒ mineral non-ferromagnesium
  • Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)⇒ mineral non-ferromagnesium
  • Mika Biotit: K2 (Mg,Fe)6Si3O10(OH)2 ⇒ mineral ferromagnesium
  • Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH) ⇒ mineral ferromagnesium
  • Piroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6 ⇒ mineral ferromagnesium
  • Olivin: (Mg,Fe)2SiO⇒ mineral ferromagnesium
  Mineral silikat ferromagnesium adalah mineral silikat yang mengandung ion besi dan atau magnesium didalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat yang tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium disebut mineral non-ferromagnesium. Mineral-mineral silikat ferromegnesium dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6. Sebaliknya mineral-mineral silikat non-ferromagnesium pada umumnya mempunyai warna terang dan berat jenis rata-rata 2,7. Perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh kandungan unsur besi didalam mineral tersebut.

2. Mineral Oksida
   Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali dengan mineral silikat dan juga lebih berat dari mineral lainnya kecuali dengan mineral sulfida karena kebanyakan unsur oksigen saling berikatan dengan unsur logam yang pada dasarnya memiliki massa jenis yang berat. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chroom, mangan, timah dan aluminium. Contoh mineral oksida adalah korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) kasiterit (SnO2) dan hausmannit (Mn2O4).

3. Mineral Sulfida
   Pembentukan mineral ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas). 
   Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
   Beberapa penciri mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam. Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan Kalkopirit (CuFeS2) dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.

4. Mineral Karbonat dan Sulfat
   Mineral karbonat merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Mineral karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Mineral karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitik dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam mineral karbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, kalsit (CaCO3) dan magnesite (MgCO3).
    Mineral karbonat termasuk mineral yang sangat melimpah dan penting di kulit bumi. Seperti kalsit yang merupakan penyusun utama batugamping dengan unsur kimia pembentuknya tediri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3). Kalsit memiliki beberapa kegunaan diantaranya sebagai pemupukan tanah, kalsit digunakan juga dalam industri keramik, gelas, barang-barang gelas, kimia, bahan galian bukan logam, dan sebagainya. Kalsit termasuk sebagai material konstruksi, sebagai fondasi jalan atau bangunan yang menstabilkan tanah. 
   Mineral sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Contoh mineral sulfat ini ialah anhydrite, gypsum, alabaster, barite.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum-Hukum Geologi

   Untuk memahami ilmu geologi, sebelumnya kita harus mengetahui hukum-hukum geologi karena sangatlah penting dan juga dasar untuk mempelajari ilmu geologi.  Mengapa mempelajari hukum geologi?? ya sebagai geologist kita dituntut untuk belajar menginterpretasikan apa yang didapatkan ketika kita melakukan pemetaan geologi, tentunya tidak sembarang interpretasi. Ada aturan dan hal-hal dasar dalam hukum geologi yang perlu kita pahami dalam pemetaan geologi (batas satuan batuan, umur dan lingkungan pengendapan, sejarah pembentukan, hubungan stratigrafi, dll). Jika kita tidak mengetahui apa saja yang ada didalam hukum geologi maka kita akan susah untuk melakukan pemetaan geologi bahkan tidak bisa.  Disini saya akan sedikit mengulas mengenai hukum geologi dan semoga bermanfaat. Hukum-Hukum Geologi Horizontalitas ( Horizontality ) (Nicholas Steno, 1669): Pada dasarnya kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan dalam kondisi normal adalah mendekati horisontal, kecuali pada tepi

Petrologi Batuan Piroklastik

Batuan Piroklastik   Pada postingan kemarin saya sudah membahas mengenai batuan beku dan sekarang saya akan membahas mengenai batuan piroklastik dimana kedua jenis batuan ini terbentuk akibat aktivitas gunung api cuma bedanya batuan beku terbentuk akibat pendinginan magma sedangkan batuan piroklastik akibat erupsi gunung api. Ada yang menyebutnya endapan  piroklastik ada juga yang batuan piroklastik, sebenarnya berbeda ya jadi kita harus tau kapan memakai endapan piroklastik dan kapan memakai batuan piroklastik. Pada semua gunung api kuarter di Indonesia memakai endapan piroklastik karena belum mengalami proses litifikasi. Batuan piroklastik adalah batuan yang tersusun oleh material-material yang berasal dari hasil erupsi gunung api yang eksplosif, dan diendapkan dengan proses-proses vulkanik primer. McPhie (1993) memasukkan batuan piroklastik ke dalam kelompok batuan vulkaniklastik, yaitu batuan klastika hasil erupsi gunung api, bersama dengan batuan autoklastik dan batuan sedimen

Sifat-Sifat Fisik Mineral

    Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik dengan komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur (Berry dan Mason). Sifat-Sifat Fisik Mineral     Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat fisik mineral antara yang satu dengan mineral lainnya. Sifat-sifat fisik tersebut yaitu: Warna Kilap ( Luster ) Kekerasan ( Hardness ) Cerat/gores ( Streak ) Belahan ( Cleavage ) Pecahan ( Fracture ) Struktur/bentuk kristal Berat jenis Sifat dalam ( Tenacity ) Kemagnetan Derajat Ketransparan Sekarang akan kita bahas satu persatu mengenai sifat-sifat fisik mineral tersebut. ⏬⏬ 1. Kilap ( Luster )      Kesan mineral akibat pemantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap dibedakan menjadi dua yaitu kilap logam dan kilap non-logam. Kilap logam adalah kilap mineral yang kilapnya mirip dengan kilap yang dimiliki oleh logam dan umumnya kilap ini dijumpai p