PENGERTIAN KRISTAL
Bahan padat yang secar kimia homogen dengan bentuk geometri tetap, sebagai gambaran dari susunan atom yang teratur, dibatasi oleh bidang banyak (polyhedron), jumlah dan kedudukan dari bidang-bidang kristalnya tertentu dan teratur. Setiap mineral/zat mempunyai bentuk tertentu.
SISTEM KRISTAL
Pembagian utama dalam klasifikasi kristal-kristal menurut bentuknya:
- Kubik
- Tetragonal
- Hexagonal
- Trigonal
- Ortorombik
- Monoklinik
- Triklinik
Dasar penggolongannya sebagai berikut:
- Jumlah sumbu kristal.
- Letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain atau sudut yang dibentuk oleh sumbu.
- Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu.
Sumbu kristal → Garis bayangan, lurus, yang menembus kristal (bidang-bidang muka kristal) dan melalui pusat kristal.
7 SISTEM KRISTAL
- Kubik: Ketiga sumbu kristal dari sistem ini sama panjang dan semuanya saling tegak lurus. System Isometrik/kubik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = c, yang artinya panjang sumbu "a" sama dengan sumbu "b" dan sama dengan sumbu "c". Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal ini adalah gold, copper, fluorite, pyrope, platinum, halite dan spinel.
- Tetragonal: Kedua sumbu kristal dari sistem ini mempunyai panjang yang sama, sedangkan sumbu yang lain dapat lebih panjang atau lebih pendek. Ketiga sumbu kristalnya saling tegak lurus. Pada kondisi sebenarnya, tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b ≠ c , yang artinya panjang sumbu "a" sama dengan sumbu "b" tapi tidak sama dengan sumbu "c". Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal ini adalah zircon, scheelite, beryl, apatite, erionite dan nepheline.
- Hexagonal: Terdiri atas 4 sumbu kristal dimana ketiga sumbu kristal pada sistem ini mempunyai panjang yang sama, terletak horizontal serta saling membentuk sudut 120 ͒, sedangkan sumbu yang lain dapat lebih panjang atau lebih pendek. Pada kondisi sebenarnya, hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c, yang artinya panjang sumbu "a" sama dengan sumbu "b" dan sama dengan sumbu "d", tapi tidak sama dengan sumbu "c". Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal ini adalah vanadinite, alunite, dolomite, siderite, dan smithsonite.
- Trigonal: Beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya. Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal ini adalah calcite, quartz, brulite, bentonite, gratonite, dan tourmaline.
- Ortorombik: Terdiri dari 3 sumbu kristal yang tidak sama panjang dan ketiga sumbu tersebut terletak saling tegak lurus. Pada kondisi sebenarnya, orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal ini adalah brite, aeschynite, celestite, aragonite, cerussite, dan witherite.
- Monoklin: Terdiri dari 3 sumbu kristal yang tidak sama panjang, salah dua sumbunya saling tegak lurus dan sumbu yang lain tidak tegak lurus dengan kedua sumbu tersebut. Pada kondisi sebenarnya, monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal ini adalah aegirine, azurite, kernite, malachite, colemanite dan ferberite.
- Triklin: Terdiri dari 3 sumbu kristal yang tidak sama panjang, ketiga sumbu kristal tersebut tidak saling tegak lurus. Pada kondisi sebenarnya, triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal ini adalah rhodochrosite, turquoise, kyanite, albite, microklin dan anorthite.
Komentar
Posting Komentar