Langsung ke konten utama

Petrologi Batuan Piroklastik

Batuan Piroklastik 
Pada postingan kemarin saya sudah membahas mengenai batuan beku dan sekarang saya akan membahas mengenai batuan piroklastik dimana kedua jenis batuan ini terbentuk akibat aktivitas gunung api cuma bedanya batuan beku terbentuk akibat pendinginan magma sedangkan batuan piroklastik akibat erupsi gunung api. Ada yang menyebutnya endapan  piroklastik ada juga yang batuan piroklastik, sebenarnya berbeda ya jadi kita harus tau kapan memakai endapan piroklastik dan kapan memakai batuan piroklastik. Pada semua gunung api kuarter di Indonesia memakai endapan piroklastik karena belum mengalami proses litifikasi.
Batuan piroklastik adalah batuan yang tersusun oleh material-material yang berasal dari hasil erupsi gunung api yang eksplosif, dan diendapkan dengan proses-proses vulkanik primer. McPhie (1993) memasukkan batuan piroklastik ke dalam kelompok batuan vulkaniklastik, yaitu batuan klastika hasil erupsi gunung api, bersama dengan batuan autoklastik dan batuan sedimen vulkanogenik. Endapan piroklastik adalah endapan yang terbentuk secara langsung (proses primer) oleh proses fragmentasi magma dan batuan oleh aktivitas vulkanik yang bersifat eksplosif. Endapan piroklastik tersusun oleh fragmen yang dikenal dengan istilah pyroclast yang dihasilkan oleh proses erupsi vulkanik (magmatik, freatomagmatik dan freatik). Fragmen tersebut memiliki ukuran beragam yang dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu abu/debu kasar, lapili, blok atau bom.
Secara genetik, batuan piroklastik dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu: 
  • Endapan jatuhan piroklastik (pyroclastic fall deposits), dihasilkan dari letusan eksplosif yang melemparkan material-material vulkanik dari lubang vulkanik ke atmosfer dan jatuh ke bawah dan terkumpul di sekitar gunung api. Endapan ini semakin jauh dari pusat erupsi maka akan semakin menipis dan ukuran butir menghalus karena tereliminasi oleh angin, sebarannya mengikuti bentukan topografi, pemilahannya baik, struktur gradded bedding normal & reverse, komposisi pumis, scoria, abu, sedikit lapili dan fragmen litik, komposisi pumis lebih besar daripada litik. 
  • Endapan aliran piroklastik (pyroclastic flow deposits), kalau orang umum biasa dibilang "awan panas" atau "wedhus gembel". Endapan ini terbentuk oleh proses aliran permukaan dengan mekanisme aliran debris piroklastik yang mengalir dengan campuran partikel padat dan gas konsentrasi tinggi yang panas. Endapan ini umumnya pemilahannya buruk, mungkin menunjukan grading normal fragmen litik dan butiran litik yang padat, yang semakin berkurang menjauhi pusat erupsi, sortasi buruk dan butiran menyudut, sebaran tidak merata dan menebal di bagian lembah. Mekanisme yang membentuk piroklastik aliran dapat terbentuk dengan beberapa cara, yaitu:
                            - Berasosiasi dengan ekstrusi kubah lava dan aliran lava.
                            - Runtuhnya kolom letusan vertikal.
                            - Dihasilkan langsung dari lubang akibat semburan gas dengan material piroklastik.
    • Endapan seruakan piroklastik (pyroclastic surge deposits), endapan piroklastik seruakan (surge) adalah  endapan piroklastik yang terbentuk melalui mekanisme semburan, hembusan, seruakan secara lateral. Ada 3 jenis endapan seruakan piroklastika yaitu seruakan pangkal (base surge), seruakan dasar (ground surge) dan seruakan abu cendawan (ash cloud surge). Endapan seruakan pangkal dicirikan oleh material berukuran abu-lapili, umumnya mengandung pumis, litik atau skoria, dan kristal mineral, struktur pengendapan slump hingga laminasi silang dan selalu menumpang di atas endapan jatuhan piroklastika. Endapan seruakan dasar dan seruakan abu cendawan berasosiasi dengan endapan aliran piroklastika dan masing-masing sebagai endapan zona batas bawah dan zona batas atas aliran. Endapan seruakan juga bisa dijadikan sebagai batas penyebaran dari endapan aliran piroklastik. Endapan seruakan dasar dicirikan oleh komposisinya abu vulkanik, skoria (berukuran lapili) dan bom, namun di daerah distal bom tersebut sangat jarang ditemukan.

    Ada 3 jenis fagmen yang ditemukan dalam endapan piroklastik, yaitu:
    • Fragmen dari lava baru atau disebut fragmen juvenil, berupa material padat tidak mempunyai vesikuler sampai fragmen lava yang banyak vesikulernya. 
    • Kristal individu, yang dihasilkan dari fenokris yang lepas dalam lava juvenil sebagai hasil fragmentasi. 
    • Fragmen litik, termasuk batuan yang lebih tua dalam endapan piroklastik, tetapi sering terdiri dari lava yang lebih tua. 
    Batuan piroklstik juga bisa dibedakan berdasarkan jenis material penyusunnya, jika lebih banyak mengandung rock fragments maka disebut lithic tuff, lebih banyak crystal maka disebut crystal tuff dan jika lebih banyak glass nya maka disebut vitric tuff. Tetapi dilihat dari ukuran fragmennya juga, jika lebih dari 2 mm maka udah jadi lapili dan breksi piroklastik atau aglomerat.

    Nah lalu penamaan untuk batuan campuran piroklastik-epiklastik ada sendiri, lihat tabel dibawah ini (Schmid, 1981).
    Catatan :
    • Piroklas adalah fragmen yang terbentuk karena proses langsung erupsi gunung api
    • Epiklas adalah hasil rombakan (pelapukan dan erosi) batuan volkanik
    • Tufit adalah campuran piroklastik dan epiklastik
    • Clast adalah pecahan atau fragmen 

    Deskripsi Batuan Piroklastik
    1. Jenis Batuan
    Dalam jenis batuan sudah pasti batuan piroklastik tapi lebih baik jika ditambahkan dengan proses transportasinya/mekanisme transportasi seperti piroklastik jatuhan, aliran.
    2. Warna
    Ada warna segar dan warna lapuk. Menentukan warna sesuai kenampakan mata masing-masing.
    3. Struktur
    Bisa struktur dari batuan beku (vesikuler, skoria) bisa juga struktur pada batuan sedimen (masif atau gradasi, berlapis, dll).
    4. Tekstur
    • Ukuran Butir, bisa dilihat pada tabel yang diatas.
    • Derajat Pembundaran, dilihat pada ujung butirannya, menyudut, agak menyudut, agak membundar, atau membundar
    • Derajat Pemilahan, tingkat keseragaman antar butir, jika butiran seragam maka terpilah baik dan sebaliknya.
    • Kemas, hubungan antar butir. Ada kemas terbuka dan tertutup. Kemas terbuka didukung oleh matriks (matriks supported) yang sebagian besar butirannya terpisah satu dengan yang lain. Kemas tertutup didukung oleh butiran (grain supported) yang sebagian besar butirannya saling bersinggungan.
    5. Komposisi Mineral
    • Mineral Sialis, sama seperti mineral felsic pada batuan beku seperti kuarsa, feldspar, felspatoid.
    • Mineral ferromagnesian, sama seperti mineral mafic pada batuan beku.
    • Material Tambahan, seperti debu halus/kasar.
    • Mineral Ubahan, mineral hasil ubahan dari mineral-mineral sebelumnya yang biasa muncul saat batuan terlapukkan atau terkena alterasi hidrotermal.
    6. Nama Batuan
    Pada batuan piroklastik menentukannya dengan melihat ukuran butir dan strukturnya, contoh: tuff memiliki struktur perlapisan sedangkan pumice/batuapung memiliki struktur vesikuler/skoria. 

    Contoh Deskripsi Batuan Piroklastik
    1. Jenis Batuan: Piroklastik Jatuhan
    2. Warna: Segar: putih, Lapuk: abu-abu
    3. Struktur: Skoria
    4. Tekstur: Amorf
    5. Komposisi Mineral: Biasanya bersifat asam seperti kuarsa, plagioklas, dll.
    6. Nama Batuan: Pumice/batuapung


    1. Jenis Batuan: Piroklastik Jatuhan
    2. Warna: Segar: putih, Lapuk: abu-abu kecoklatan
    3. Struktur: Masif
    4. Tekstur:
    • Ukuran Butir: Debu halus (<0,04 mm)
    • Derajat Pembundaran: Membundar
    • Derajat Pemilahan: Terpilah baik
    • Kemas: Tertutup
    5. Komposisi Mineral:
    • Mineral Sialis: Kuarsa
    • Mineral ferromagnesian: -
    • Material Tambahan: Debu halus
    • Mineral Ubahan: -
    6. Nama Batuan: Tuff

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Hukum-Hukum Geologi

       Untuk memahami ilmu geologi, sebelumnya kita harus mengetahui hukum-hukum geologi karena sangatlah penting dan juga dasar untuk mempelajari ilmu geologi.  Mengapa mempelajari hukum geologi?? ya sebagai geologist kita dituntut untuk belajar menginterpretasikan apa yang didapatkan ketika kita melakukan pemetaan geologi, tentunya tidak sembarang interpretasi. Ada aturan dan hal-hal dasar dalam hukum geologi yang perlu kita pahami dalam pemetaan geologi (batas satuan batuan, umur dan lingkungan pengendapan, sejarah pembentukan, hubungan stratigrafi, dll). Jika kita tidak mengetahui apa saja yang ada didalam hukum geologi maka kita akan susah untuk melakukan pemetaan geologi bahkan tidak bisa.  Disini saya akan sedikit mengulas mengenai hukum geologi dan semoga bermanfaat. Hukum-Hukum Geologi Horizontalitas ( Horizontality ) (Nicholas Steno, 1669): Pada dasarnya kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan dalam kondisi normal adalah mendekati horisontal, kecuali pada tepi

    Sifat-Sifat Fisik Mineral

        Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik dengan komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur (Berry dan Mason). Sifat-Sifat Fisik Mineral     Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat fisik mineral antara yang satu dengan mineral lainnya. Sifat-sifat fisik tersebut yaitu: Warna Kilap ( Luster ) Kekerasan ( Hardness ) Cerat/gores ( Streak ) Belahan ( Cleavage ) Pecahan ( Fracture ) Struktur/bentuk kristal Berat jenis Sifat dalam ( Tenacity ) Kemagnetan Derajat Ketransparan Sekarang akan kita bahas satu persatu mengenai sifat-sifat fisik mineral tersebut. ⏬⏬ 1. Kilap ( Luster )      Kesan mineral akibat pemantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap dibedakan menjadi dua yaitu kilap logam dan kilap non-logam. Kilap logam adalah kilap mineral yang kilapnya mirip dengan kilap yang dimiliki oleh logam dan umumnya kilap ini dijumpai p