Langsung ke konten utama

Batuan dan Endapan Produk Gunung Api

Lava
     Lava adalah magma yang telah berhasil mencapai permukaan bumi melalui retakan kulit bumi atau melalui pipa kepundan gunungapi. Magma yang berasal dari kedalaman bergerak ke atas karena adanya dorongan gas yang terlarut dalam cairan magma tersebut, sehingga fungsi utama dari gas adalah sebagai penggerak magma. Berdasarkan komposisinya magma asal lava dapat dipisahkan menjadi lava basaltik, lava andesitik, dan lava silisik.

Endapan Piroklastik
      Endapan piroklastik terbentuk langsung dari fragmentasi magma dan batuan gunung api melalui aktivitas letusan vulkanik. Deposit ini dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan proses transportasi dan deposisi atau pengendapannya (Gambar 1), yaitu:


a. Endapan Piroklastik Jatuhan
     Endapan piroklastik jatuhan merupakan onggokan piroklastik yang diendapkan melalui media udara. Material piroklastik yang dilontarkan secara ledakan ke udara sementara akan tersuspensi yang selanjutnya jatuh ke bawah dan terakumulasi membentuk endapan piroklastik jatuhan. Endapan umumnya akan berlapis baik, menutup morfologi, dan pada lapisannya akan memperlihatkan struktur butiran bersusun. Endapan piroklastik jatuhan dibagi menjadi tiga tipe (Cas dan Wright, 1987), yaitu endapan jatuhan scoria, endapan jatuhan pumice dan endapan jatuhan ash. Endapan ini dicirikan dengan sortasi yang baik ,ukuran butir dan ketebalan bergradasi secara lateral. Semakin jauh dari pusat erupsi ukuran butir semakin halus, ketebalan endapan semakin tipis, embentuk perlapisan dengan geometri mengikuti topografi.


b. Endapan Piroklastik Aliran
     Cas dan Wright (1987), endapan ini terbentuk oleh proses aliran permukaan dengan mekanisme aliran debris piroklastik yang mengalir dengan campuran partikel padat dan gas konsentrasi tinggi yang panas. Aliran piroklastik dapat diistilahkan bermacam-macam seperti awan panas (Glowing Cloud), guguran panas (Glowing Avalanche), awan Peleean (Peleean Cloud) dan ladu (istilah Indonesia).
Beberapa ciri-ciri kenampakan endapan piroklastik aliran yang diendapkan dengan kondisi suhu tinggi di lapangan, yaitu:
    a. Dijumpai fragmen arang kayu (Carbonized Wood).
    b. Umumnya sortasi buruk.
    c. Warna merah muda yang menunjukkan konsentrasi dari kristalisasi mikrolit dari magnetit yang menyebar.
    d. Zona Welded Tuff.
Mekanisme yang membentuk piroklastik aliran dapat terbentuk dengan beberapa cara (Cas dan Wright, 1987), yaitu:
    a. Berasosiasi dengan ekstrusi kubah lava dan aliran lava.
    b. Runtuhnya kolom letusan vertikal.
    c. Dihasilkan langsung dari lubang akibat semburan gas dengan material piroklastik.

c. Endapan Piroklastik Seruakan (Surge)
     Endapan piroklastik seruakan (surge) adalah  endapan piroklastik yang terbentuk melalui mekanisme semburan, hembusan, seruakan secara lateral. Cas dan Wright (1987) membagi endapan seruakan piroklastika menjadi tiga yaitu seruakan pangkal (base surge), seruakan dasar (ground surge) dan seruakan abu cendawan (ash cloud surge). Seruakan pangkal dihasilkan dari letusan freatomagmatik (Moore, 1967). Endapan seruakan pangkal dicirikan oleh material berukuran abu-lapili, umumnya mengandung pumis, litik atau skoria, dan kristal mineral, struktur pengendapan slump hingga laminasi silang dan selalu menumpang di atas endapan jatuhan piroklastika. Endapan seruakan dasar dan seruakan abu cendawan berasosiasi dengan endapan aliran piroklastika dan masing-masing sebagai endapan zona batas bawah dan zona batas atas aliran. Endapan seruakan dasar dicirikan oleh komposisinya abu vulkanik, skoria (berukuran lapili) dan bom, namun di daerah distal bom tersebut sangat jarang ditemukan.

Gambar 1. Mekanisme pembentukan endapan piroklastik (Cas dan Wright, 1987).

Lahar
     Lahar merupakan aliran lumpur yang mengandung debris dan blok-blok besar material vulkanik yang telah terangkut oleh air (Van Bemmelen, 1949). Lahar diendapkan secara cepat dalam arus turbulen di sepanjang lereng gunung api atau lembah-lembah sungai, sama cepatnya dengan aliran sungai. Pada konsentrasi partikel yang telah berkurang (rendah), debris lahar berubah menjadi aliran lumpur dalam arus transisi-laminer. Aliran lumpur tersebut dalam tubuh aliran berada mendasari aliran dan pada bagian atas aliran.  




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum-Hukum Geologi

   Untuk memahami ilmu geologi, sebelumnya kita harus mengetahui hukum-hukum geologi karena sangatlah penting dan juga dasar untuk mempelajari ilmu geologi.  Mengapa mempelajari hukum geologi?? ya sebagai geologist kita dituntut untuk belajar menginterpretasikan apa yang didapatkan ketika kita melakukan pemetaan geologi, tentunya tidak sembarang interpretasi. Ada aturan dan hal-hal dasar dalam hukum geologi yang perlu kita pahami dalam pemetaan geologi (batas satuan batuan, umur dan lingkungan pengendapan, sejarah pembentukan, hubungan stratigrafi, dll). Jika kita tidak mengetahui apa saja yang ada didalam hukum geologi maka kita akan susah untuk melakukan pemetaan geologi bahkan tidak bisa.  Disini saya akan sedikit mengulas mengenai hukum geologi dan semoga bermanfaat. Hukum-Hukum Geologi Horizontalitas ( Horizontality ) (Nicholas Steno, 1669): Pada dasarnya kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan dalam kondisi normal adalah mendekati horisontal, kecuali pada tepi

Petrologi Batuan Piroklastik

Batuan Piroklastik   Pada postingan kemarin saya sudah membahas mengenai batuan beku dan sekarang saya akan membahas mengenai batuan piroklastik dimana kedua jenis batuan ini terbentuk akibat aktivitas gunung api cuma bedanya batuan beku terbentuk akibat pendinginan magma sedangkan batuan piroklastik akibat erupsi gunung api. Ada yang menyebutnya endapan  piroklastik ada juga yang batuan piroklastik, sebenarnya berbeda ya jadi kita harus tau kapan memakai endapan piroklastik dan kapan memakai batuan piroklastik. Pada semua gunung api kuarter di Indonesia memakai endapan piroklastik karena belum mengalami proses litifikasi. Batuan piroklastik adalah batuan yang tersusun oleh material-material yang berasal dari hasil erupsi gunung api yang eksplosif, dan diendapkan dengan proses-proses vulkanik primer. McPhie (1993) memasukkan batuan piroklastik ke dalam kelompok batuan vulkaniklastik, yaitu batuan klastika hasil erupsi gunung api, bersama dengan batuan autoklastik dan batuan sedimen

Sifat-Sifat Fisik Mineral

    Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik dengan komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur (Berry dan Mason). Sifat-Sifat Fisik Mineral     Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat fisik mineral antara yang satu dengan mineral lainnya. Sifat-sifat fisik tersebut yaitu: Warna Kilap ( Luster ) Kekerasan ( Hardness ) Cerat/gores ( Streak ) Belahan ( Cleavage ) Pecahan ( Fracture ) Struktur/bentuk kristal Berat jenis Sifat dalam ( Tenacity ) Kemagnetan Derajat Ketransparan Sekarang akan kita bahas satu persatu mengenai sifat-sifat fisik mineral tersebut. ⏬⏬ 1. Kilap ( Luster )      Kesan mineral akibat pemantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap dibedakan menjadi dua yaitu kilap logam dan kilap non-logam. Kilap logam adalah kilap mineral yang kilapnya mirip dengan kilap yang dimiliki oleh logam dan umumnya kilap ini dijumpai p